Beribu-ribu
kilometer dari Mountain View, seorang perempuan muda yang masih duduk di bangku
kuliah Universitas Indonesia bernama Azka Slimi bermimpi dapat memberdayakan
kaum marjinal yang kerap ia temui. Mimpi itu membawa Azka yang baru berumur 21
tahun itu terlibat dalam sejumlah kegiatan yang berfokus kepada isu sosial dan
lingkungan.
Geevv
adalah sebuah startup yang didirikan oleh mahasiswi Universitas
Indonesia bernama Azka A. Silmi dan rekannya, Andika Deni Prasetya. Mulai
beroperasi sejak tanggal 26 September 2016, Geevv menghadirkan layanan yang
benar-benar mirip dengan sebuah mesin pencari. Kamu bisa memasukkan berbagai
kata kunci (keyword) dan menemukan hasil pencarian yang terkait dengan kata
kunci tersebut.
Serupa
dengan mesin pencari lain, Geevv juga melakukan monetisasi lewat iklan. Kamu
bisa memberikan sejumlah uang kepada Geevv untuk menampilkan tautan tertentu,
yang nantinya bisa dilihat oleh para pengguna yang melakukan pencarian di
platform mereka.
Yang
membedakan Geevv dengan mesin pencari lain adalah konsep sosial yang mereka
usung. Sebanyak delapan puluh persen dari keuntungan yang mereka dapat akan
diberikan kepada beberapa mitra program sosial yang dapat dipercaya. Itulah
mengapa mereka menyebut diri sebagai social search engine.
“Saat
ini, sudah ada 25 pihak yang meminta iklan mereka dipasang. Namun baru tiga
iklan yang benar-benar tayang, itu pun masih orang-orang kenalan dekat,” tutur
Azka kepada Tech in Asia Indonesia.
Dari
uraian di atas, sekilas tampak kalau Geevv benar-benar merupakan mesin pencari
seperti Google, dan memang murni karya anak bangsa. Sayangnya,
kenyataannya tidak seperti itu.
Geevv
sebenarnya merupakan sebuah layanan yang membeli Application Programming
Interface (API) dari mesin pencari buatan Microsoft, yaitu Bing.
Karena itu, apabila kamu melakukan pencarian di Bing dan Geevv, hasilnya akan
sama. Dan jelas, Bing bukanlah mesin pencari karya anak bangsa.
Hal
ini diakui sendiri oleh sang founder, Azka. “Membangun indeks dan mesin
pencari sendiri tidak mudah dan murah. Setelah menimbang-nimbang, sembari kami
menyiapkan “spider” sendiri, pilihan yang murah adalah dengan membeli API dari
Bing,” ujar Azka.
Konsep
memadukan fungsi pencarian dan fitur donasi yang dibuat Geevv pun sebenarnya
telah dilakukan oleh sebuah startup asal Jerman yang bernama Ecosia.
Serupa dengan Geevv, hasil pencarian di Ecosia juga berasal dari mesin pencari
Bing.
Meski
begitu, Ecosia saat ini telah bekerja sama dengan Bing dalam hal pemasangan
iklan. Oleh karena itu, semua iklan yang mereka pasang berasal dari agen iklan
Bing, dan mereka pun mendapatkan sebagian keuntungan dari hasil pemasangan
iklan tersebut.
Hal
inilah yang belum dilakukan oleh Geevv, setidaknya untuk saat ini.
0 comments:
Post a Comment